Belajar dari Rumah: Apa Pelajar Jadi Lebih Berdikari atau Justru Terbuai?

Belajar dari Rumah: Apa Pelajar Jadi Lebih Berdikari atau Justru Terbuai?

Wabah COVID-19 memaksakan dunia pendidikan lakukan penyesuaian besar, satu diantaranya dengan mengaplikasikan mekanisme evaluasi online learning atau online. Awalannya, mekanisme ini cuma dipandang jalan keluar sementara. Tetapi seiring berjalannya waktu, evaluasi dari rumah mulai dipandang seperti alternative yang pantas, bahkan juga sesudah wabah mereda. Tetapi pertanyaannya, apa mekanisme ini membuat pelajar menjadi lebih berdikari atau malah terbuai dan kehilangan semangat belajar?

Kemandirian yang Terasah
Satu diantara segi positif dari evaluasi online ialah bertumbuhnya kemandirian pelajar. Tanpa kedatangan guru secara fisik di kelas, pelajar dituntut untuk atur agenda belajar sendiri, mengurus waktu, dan menuntaskan beberapa tugas lebih bertanggung jawab. Untuk beberapa pelajar, ini menjadi latihan bernilai dalam meningkatkan kemampuan penting untuk masa datang, seperti management disiplin diri dan waktu.

Sejumlah pelajar akui merasa semakin nyaman belajar dari rumah sebab bisa sesuaikan irama belajar sama sesuai style mereka. Mereka tidak merasa terhimpit dengan situasi kelas atau destruksi dari teman-teman. Disamping itu, banyak basis belajar online yang sediakan materi tambahan, hingga pelajar dapat mengeksploitasi semakin banyak topik secara mandiri.

Belajar dari Rumah: Apa Pelajar Jadi Lebih Berdikari atau Justru Terbuai?

Keterikatan pada Tehnologi
Tetapi, dibalik semua keringanan itu, ada segi gelap yang tidak dapat diacuhkan. Belajar dari rumah membuat pelajar benar-benar tergantung pada tehnologi. Tidak seluruhnya pelajar mempunyai akses yang ideal pada akses internet dan piranti. Ini memunculkan ketimpangan digital yang makin lebar di antara mereka yang “untung” dan yang tidak.

Disamping itu, hubungan sosial yang kurang berpengaruh pada perubahan psikologis pelajar dan emosional. Banyak yang merasa kesepian, jemu, dan kehilangan semangat karena tidak dapat berjumpa secara langsung dengan guru atau rekan.

Terbuai dengan Zone Nyaman
Satu diantara dampak negatif yang tersering ada dari mekanisme belajar dari rumah ialah “kenyamanan semu “.Tanpa ada pemantauan secara langsung, beberapa pelajar menjadi malas, menahan-nahan pekerjaan, serta menjiplak sepanjang ujian daring. Karena tidak ada penekanan dari lingkungan sekolah, mereka merasakan bebas dan tidak terpacu untuk belajar dengan serius.

Ini dapat jadi memperburuk kualitas evaluasi dan berpengaruh periode panjang. Rutinitas tunda, perasaan malas, dan kehilangan prinsip belajar dapat terikut sampai ke tingkatan pendidikan selanjutnya, bahkan juga ke dunia kerja.

Peranan Orang Tua dan Guru
Dalam evaluasi online, peranan orangtua jadi lebih penting. Mereka bukan hanya bekerja memantau anak, tetapi juga menemani dengan emosional. Beberapa orang tua yang merasa kerepotan karena harus merangkap sebagai guru di dalam rumah, khususnya untuk pelajar tingkatan SD dan SMP.

Di lain sisi, guru juga harus beradaptasi. Mereka dituntut inovatif dalam sampaikan materi supaya tidak menjemukan. Guru harus manfaatkan beragam basis digital, dari video evaluasi, kuis interaktif, sampai komunitas dialog online. Ini pasti bukanlah hal gampang, khususnya untuk guru yang kurang dekat dengan tehnologi.

Jalan keluar: Kombinasi Online dan Lihat Muka

Menyaksikan kekurangan dan keunggulannya, evaluasi dari rumah baiknya tidak diaplikasikan dengan penuh. Gabungan di antara evaluasi online dan bertemu muka (blended learning) menjadi jalan keluar terbaik. Mekanisme ini memungkinkannya pelajar masih tetap meningkatkan kemandirian, namun masih tetap mendapatkan instruksi secara langsung dari guru secara periodik.

Disamping itu, penting untuk selalu tingkatkan infrastruktur digital, khususnya di wilayah yang masih belum mempunyai koneksi internet memadai. Training untuk guru dan publikasi ke orangtua perlu digalakkan supaya seluruh pihak dapat menyesuaikan lebih baik.

Ringkasan
Evaluasi cmd368 dari rumah ialah peristiwa baru yang bawa dua segi mata uang. Di satu segi, pelajar dapat belajar lebih fleksibel dan berdikari. Tetapi di lain sisi, dampak negatif terbuai dan kehilangan semangat mengincar. Yang terpenting, mekanisme pendidikan tetap harus bereksperimen, beradaptasi jaman, namun masih tetap mengutamakan watak pelajar dan kualitas.

By admin